Sabtu, 24 Desember 2011

IRONIS,, SYIAH DIBILANG SESAT


Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا أَنْصَارَ اللَّهِ كَمَا قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّينَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ فَآمَنَتْ طَائِفَةٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَكَفَرَتْ طَائِفَةٌ فَأَيَّدْنَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَى عَدُوِّهِمْ فَأَصْبَحُوا ظَاهِرِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kami lah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israel beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang. (as-shoff : 14)

syi'ah meyakini bahwa imam mereka itu seperti tuhan yang jika mereka berkehendak untuk mengetahui, maka mereka pasti mengetahuinya

Al Kulaini meriwayatkan di Al Kafi : Bab "Sesungguhnya para imam, jika mereka berkehendak untuk mengetahui, maka mereka pastimengetahuinya". Dari Jafar ia berkata : "Sesungguhnya Imam jika ia berkehendak mengetahui, maka ia pasti mengetahui, dan sesungguhnya para imam mengetahui kapan mereka akan mati, dan sesungguhnya mereka tidak akan mati kecuali dengan pilihan mereka sendiri."

Usulul_Kafi, di dalam kitabul Hujjah : (1/258).

atas terbunuhnya Faruq Umar bin Khottob syi'ah rofidhoh didalam kitab mereka memberi nama pembunuh umar yaitu abu Lukluk al Majusi dengan nama "Baba Syujaa'uddin" (bapak) "pemberani dalam agama" (pahlawan agama)

Abbas Al Qummi, (Alkuna wal Alqaab) 2/55.

Kenapa Syi'ah Dinamakan Dengan Rofidhoh ?

Penamaan ini disebutkan oleh syeikh mereka Al Majlisi dalam bukunya "Al
Bihaar"

Ada yang mengatakan : mereka dinamakan rofidhoh, karena mereka datang ke Zaid bin Ali bin Husein, lalu mereka berkata : "Berlepas dirilah kamu dari Abu Bakr dan Umar sehingga kami bisa bersamamu!", lalu beliau menjawab :
"Mereka berdua (Abu Bakr dan Umar) adalah sahabat kakekku, bahkan aku setia kepada mereka". Mereka berkata : "Kalau begitu, kami menolakmu (rofadhnaak) maka dinamakanlah mereka Rofidhoh (yang menolak), dan orang yang membai'at dan sepakat dengan Zaid bin Ali bin Husein disebut Zaidiyah

Lihat buku : Al Bihaar, oleh Al Majlisi, hal : 68-96-97. (Dia ini merupakan salah seorang tempat bertanya orang-orang rafidhah (syi'ah) untuk zaman-zaman terakhir).
dinukil dari : At Ta'liiqaatu 'Ala Matni Lum'atil 'Itiqaad, oleh : Syeikh Alaamah Abdullah bin Abdurrahman Al Jibrin, hal : 108.

SYIAH MELAKNAT PARA SAHABAT DAN ISTRI NABI
Syi'ah meyakini bahwa para Sahabat sepeninggal Nabi shollallahu 'alaihi wasallam, mereka murtad, kecuali beberapa orang saja, seperti: Al-Miqdad bin Al-Aswad, Abu Dzar Al-Ghifary dan Salman Al-Farisy (Ar Raudhah minal Kafi juz VIII hal.245, Al-Ushul minal Kafi juz II hal 244)
Al Kulaini (salah seorang pentolan Syi’ah ) menyebutkan sebuah hadits dari Zurarah dari Abu Abdillah ‘alaihissalaam perihal pernikahan Ummu Kultsum putri 'ali bin abi tholib dengan sahabat umar bin khotthob, ia berkata: “Sesungguhnya itu adalah kemaluan yang telah dirampas dari kami.”

Silahkan baca Al Kafi dalam bab: Furu’ juz 2 halaman 141, edisi India.

pelecehan 'ulama' syi'ah terhadap 'aisyah rodhiallahu 'anha dan keyakinan mereka tentang salah satu sifat imam mahdi :

Berkata Al Majlisi di dalam Kitab "Haqul Yakin" dari Muhammad Al Baqir (berkata) :
"Jika Al Mahdi telah keluar, maka sesungguhnya ia akan menghidupkan 'Aisyah Ummul Mukminin dan ia melaksanakan (menjatuhkan) hukum had (hudud) atas diri Aisyah"

Haqul Yakiin, oleh Muhammad Al Baqir Al Majlisi, hal : 347.

Al-Imam Al-Auza’i rohimahullah berkata:

“Ilmu adalah apa yang telah datang dari shahabat-shahabat Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam. Dan sesuatu yang tidak datang dari mereka tidaklah dinamakan ilmu.”

(Jami’u Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlih, 1/29)

maka kita tidak sedikitpun mengatakan syi'ah rofidhoh diatas 'ilmu karena mereka tidak mengambil perkataan dari para sahabat nabi shollallahu 'alaihi wasallam..

ingatkanlah akan saudara-saudara kita yang PKS hari ini, mereka banyak mengagungkan dan memuji ahmadinejad dan memuji iran..

saudara-saudara HAMMAS di palestina bersekongkol dengan iran dan banyak aktivis PKS mengagumi iran...

ingatkan terus bahaya syi'ah ya ikhwan...nyatakan perang terhadap mereka yang mengkafirkan sahabat-sahabat nabi dan melecehkan ahlul bait rosulullah dengan slogan seakan-akan cinta ahlul bait tapi menikam ahlul bait dari dalam..

wahai qoum muslimin betapa banyak para sahabat dikafirkan syi'ah..? masihkah kalian mengakui syi'ah adalah bagian dari Islam..?

WAHABI “ SESAT “


Berpikir sebelum membaca dan pahami setelahnya agar kita tahu siapa itu wahabi??

إنَّ الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ. وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
قال الله تعالى:﴿يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾
﴿يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا الله الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا﴾
﴿يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا﴾
أما بعد,

Sesungguhnya diantara musibah terbesar yang menimpa umat Islam adalah timbulnya perpecahan di antara mereka. Perpecahan seperti ini akan melemahkan kekuatan umat Islam, menyenangkan hati musuh-musuh Islam dan membuat peluang bagi mereka untuk mencabik-cabik persatuan umat Islam yang dengannya mereka dapat menjalankan misi mereka untuk memerangi umat Islam. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang sangat menginginkan kebaikan kepada umatnya telah memperingatkan umatnya akan hal ini agar mereka menjauhinya sebagaimana

beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda yang diriwayatkan oleh ‘Irbath bin Sariyah :

صَلَّى بِنَا رَسُولُ الله r ذَاتَ يَوْمٍ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا فَوَعَظَنَا مَوْعِظَةً بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ الله كَأَنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا فَقَالَ «أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى الله وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ»

“Pada suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam shalat bersama kami kemudian beliau menghadap kami dan memberikan nasehat yang sangat bagus, berlinang dengannya air mata kami dan bergetar hati-hati kami. Maka seseorang berkata: "Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasihat perpisahan, maka apa yang Anda wasiatkan buat kami?" Maka beliau mengatakan: "Aku mewasiatkan kepada kalian dengan ketakwaan dan tunduk serta patuh walaupun yang memimpin kalian adalah seorang hamba. Maka barangsiapa yang berumur panjang di antara kalian, niscaya dia akan menyaksikan perselisihan yang banyak. Maka atas kalian sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin setelahku. Pegangilah dengannya dan gigitlah dengan gigi geraham. Hati-hatilah kalian dari perkara yang baru di dalam agama, karena setiap yang diada-adakan di dalam agama adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.” HR. Abu Dawud (4607) dan dihasankan oleh Syeikh Muqbil dalam As-Shahih Al-Musnad (2/21

Dalam hadits ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menerangkan tentang akan terjadinya perpecahan di antara umat ini. Setelah menjelaskan hal ini, beliau tidak meninggalkan umatnya begitu saja, akan tetapi menerangkan kepada mereka jalan keluarnya. Barangsiapa mengambilnya, maka sungguh dia telah selamat dunia dan akhirat. Sebaliknya barangsiapa yang mengabaikannya, maka sungguh dia telah celaka dunia dan akhirat. Jalan keluar itu adalah berpegang teguh dengan Al-Qur’an serta As-Sunnah yang shohih dengan pemahaman Salaf.

Al-‘Alim Al-Imam Robi’ bin Hadi –hafidzohulloh- berkata: ”Orang-orang kafir, Nashara dan Yahudi menginginkan kaum muslimin murtad dari agama mereka dan pada ahlul bid’ah bagian yang besar dari niat yang jelek ini. Begitu pula niat yang jelek bagi ahlul khoir. Maka dari sini, wajib bagi kita untuk sangat berhati-hati dari mereka."(Al-Mauqifus Shohih min Ahlil Bida’)

Semua ini menunjukkan bahwa seluruh dakwah ahlul batil tidaklah dibangun di atas ilmu Kitab dan Sunnah begitu pula tidak di atas keikhlasan kepada Alloh sebagaimana yang Alloh perintahkan. Alloh -subhanahu wa ta'ala - berfirman:

﴿قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى الله عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ الله وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ﴾

”Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata. Maha suci Alloh, aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." [QS. Yusuf: 108]

Oleh karena itu, ketika Ahlus Sunnah wal Jama’ah bangkit menyeru manusia agar kembali kepada ajaran Islam yang murni serta memperingatkan mereka dari golongan-gologan yang sesat baik dari kalangan orang-orang kafir ataupun ahlu bida’, mereka (golongan-golongan yang sesat) –ketika tidak memiliki hujjah untuk menghadapi Ahlus Sunnah wal Jama'ah– mulai membuat makar terhadap Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Salah satu bentuk makarnya adalahnya menjuluki Ahlus Sunnah wal Jama'ah dengan julukan-julukan yang tidak benar. Bahkan di antara mereka tidak segan-segan menghalalkan darah Ahlus Sunnah wal Jama'ah.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dituduh oleh kaum musyrikin pada jaman beliau sebagai tukang sihir, orang gila, orang yang celaka dan lain-lain. Bahkan mereka berencana untuk membunuh beliau. Akan tetapi Alloh Robb semesta alam senantiasa menjaga beliau hingga meninggalkan dunia ini

Alloh ta'ala berfirman:

﴿وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ الله وَالله خَيْرُ الْمَاكِرِينَ﴾

"Ingatlah, ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu untuk menangkap, membunuh atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Alloh menggagalkan tipu daya itu. Alloh Sebaik-baik pembalas tipu daya. (QS. Al-Anfal: 30)

Begitu pula orang-orang yang mengikuti jejak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam juga akan diuji. Oleh karena itu, wajib bagi setiap Ahlus Sunnah wal Jama'ah untuk tetap kokoh dalam berjalan di atas jalannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hingga akhir jaman.

Upaya musuh-musuh Tauhid dan Sunnah dalam memerangi Ahlus Sunnah wal Jama'ah dengan menjuluki mereka dengan julukan-julukan yang tidak sesuai dengan kenyataan, baik pada jaman dahulu atapun sekarang. Diantara julukan-julukan yang mereka lemparkan terhadap Ahlus Sunnah wal Jama'ah pada akhir-akhir ini adalah apa yang kita dengar dengan sebutan Wahhabiyah. Bahkan siapa saja yang mereka lihat mulai berpegang teguh dengan Sunnah, mereka juluki sebagai Wahhabiy, nisbah kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Al-Najdiy. Hal itu dikarenakan, mereka menuduh bahwa dakwah beliau adalah dakwah garis keras, menghalalkan darah kaum muslimin dan lain-lain. Bahkan beliau dituduh semasa hayatnya sebagai penerus dakwah kelompok Wahhabiyah (salah satu kelompok Khawarij yang muncul di Maghrib pada tahun 171 H). Oleh karena itu, setiap yang datang setelah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab kemudian mendakwahkan kepada tauhid dan Sunnah serta membasmi kesyirikan, kebida’han, khurafat dan kemungkaran-kemungkaran yang lain, mereka menuduhnya sebagai pengekor beliau.

Alloh Ta'ala berfirman:

﴿مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ وَلَا لِآبَائِهِمْ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ إِنْ يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا﴾

"Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka. Mereka tidak mengatakan (sesuatu), kecuali kedustaan." (QS. Al-Kahfi: 5)

Semua ini mereka lakukan dalam rangka menjauhkan manusia dari berpegang teguh dengan Sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Wala haula wala quwwata illa billah.

Melihat kenyataan yang ada, maka Ahlus Sunnah wal Jama'ah bangkit menjelaskan kepada manusia tentang makar musuh-musuh Tauhid dan Sunnah ini, baik secara lisan maupun tulisan. Sehingga Alloh ta'ala membuka hati-hati manusia terutama umat Islam kepada kebenaran.

Alloh ta'ala berfirman:

﴿إِنَّ الَّذِينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ فِي الْأَذَلِّينَ﴾

"Sesungguhnya orang-orang yang menentang Alloh dan Rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina." (QS. Al-Mujadalah: 20)

Orang-orang biasa menuduh “wahabi ” kepada setiap orang yang melanggar tradisi, kepercayaan dan bid’ah mereka, sekalipun kepercayaan-kepercayaan mereka itu rusak, bertentangan dengan Al-Qur’anul Karim dan hadits-hadits shahih. Mereka menentang dakwah kepada tauhid dan enggan berdo’a (memohon) hanya kepada Allah semata.

Sebagian orang menuduh salafi orang-orang wahabi. Ini termasuk tanaabuzun bil alqaab (memanggil dengan panggilan-panggilan yang buruk). Allah melarang kita dari hal itu dengan firmanNya,
“Artinya : Dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.” [Al-Hujurat: 11]
Dahulu, musuh Islam menuduh Imam Syafi’i dengan rafidhah. Beliau lalu membantah mereka dengan mengatakan, “Jika rafidah (berarti) mencintai keluarga Muhammad. Maka hendaknya jin dan manusia menyaksikan bahwa sesungguhnya aku adalah rafidhah.”
Maka, kita juga membantah orang-orang yang menuduh salafi itu wahabi,
seorang penyair berkata, “Jika pengikut Ahmad adalah wahabi. Maka aku berikrar bahwa sesungguhnya aku wahabi.”
Musuh-musuh Tauhid dan Sunnah memberi gelar wahabi kepada setiap muwahhid (yang mengesakan Allah), nisbat kepada Muhammad bin Abdul Wahab, Jika mereka jujur, mestinya mereka mengatakan Muhammadi nisbat kepada namanya yaitu Muhammad. Betapapun begitu, ternyata Allah menghendaki nama wahabi sebagai nisbat kepada Al-Wahhab (Yang Maha Pemberi), yaitu salah satu dari nama-nama Allah yang paling baik (Asmaa’ul Husnaa).
Jika shufi menisbatkan namanya kepada jama’ah yang memakai shuf (kain wol) maka sesungguhnya wahabi menisbatkan diri mereka dengan Al-Wahhab (Yang Maha Pemberi), yaitu Allah yang memberikan tauhid dan meneguhkannya untuk berdakwah kepada tauhid.
SIAPA MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB
Beliau dilahirkan di kota ‘Uyainah, Nejed pada tahun 1115 H. Hafal Al-Qur’an sebelum berusia sepuluh tahun. Belajar kepada ayahandanya tentang fiqih Hambali, belajar hadits dan tafsir kepada para syaikh dari berbagai negeri, terutama di kota Madinah. Beliau memahami tauhid dari Al-Kitab dan As-Sunnah. Perasaan beliau tersentak setelah menyaksikan apa yang terjadi di negerinya Nejed dengan negeri-negeri lainnya yang beliau kunjungi berupa kesyirikan, khurafat dan bid’ah. Demikian juga soal menyucikan dan mengkultuskan kubur, suatu hal yang bertentangan dengan ajaran Islam yang benar.
Ia mendengar banyak wanita di negerinya bertawassul dengan pohon kurma yang besar. Mereka berkata, “Wahai pohon kurma yang paling agung dan besar, aku menginginkan suami sebelum setahun ini.”
Di Hejaz, ia melihat pengkultusan kuburan para sahabat, keluarga Nabi (ahlul bait), serta kuburan Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, hal yang sesungguhnya tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah semata.
Di Madinah, ia mendengar permohonan tolong (istighaatsah) kepada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam, serta berdo’a (memohon) kepada selain Allah, hal yang sungguh bertentangan dengan Al-Qur’an dan sabda Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam . Al-Qur’an menegaskan:
“Artinya : Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfa’at dan tidak (pula) memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zhalim.” [Yunus : 106]

Ya Rahman ampunilah dosa kami dan berilah hidayah dan petunjuk kepada Umat Islam..amiin

Note: diambil dari beberapa sumber dgn sedikit edit dan ringkasan