Senin, 28 Juli 2008

Jalanku tak Panjang

dinginnya malam mengusik tidurku
mengingatkanku pada masa lalu
masa lalu yang suram menjemukkan
karena tidak ada cinta dan kasih sayang
tuk ku bertahan hidup

ku merenung meratap sebuah bulan
begitu indah menutup bola mataku
kau disana bahagia ditemani bintang
menyinari dunia tanpa kesombongan
kau tidak terhina dan ternoda

kusadari semua yang terjadi pada diriku
bahwa hidup didunia pasti berlalu
karena hidup dan jalanku tak panjang
menyusuri gemerlapnya dunia

Sabtu, 26 Juli 2008

Kelambu Hatiku Berkata

Hari ku lalui dengan hambar
Tanpa ada rasa senang dan suka cita
Hidup dan dunia ini menyiksa batinku
Mengurung dan memuakkan tubuh kurusku

Bangkitlah jiwa dan ragaku
Lawanlah sekuat tenaga dan pikiranmu
Tuntaskanlah masalah dengan hati nuranimu
Berjuang dengan ketidak putus asaanmu

Berucap belum tentu bertindak
Bertindak tentu sama dengan berucap
Hati dan pikiran bersatulah
Musnahkan kebodohan dunia ini

Wahai jiwa yang mengarungi raga
Kuatkanlah hati dan pikiranku
Wahai jiwa yang mengikat hatiku
Berilah cinta dan kasih sayangmu

Jeritan tangis menyesakkan kalbu
Tak peduli kau siapa diriku
Karena dunia tak mengenal kasih
Begitulah hidup yang kujalani

Jumat, 25 Juli 2008

Semua itu Takdir


       Pagi hari yang cerah membuat ku terperanjak bangun dari tempat tidur, ku buka jendela dan sinar mentari pagi menyambut diriku yang belum mandi. Dengan sedikit malas karena badan masih lemas, kuberusaha menggapai handuk yang berada di pintu kamar tidurku.

      Jam menunjuk pukul delapan pagi, bergegas aku kekamar mandi dan mandi. Ku pakai baju kemudian mengeluarkan motor, bergegasku kerumah orang tuaku tanpa ada pikiran dan perasaan apa-apa, tiba-tiba setelah sampai kakakku menceritakan sesuatu kejadian dimana bapakku masuk rumah sakit.

     Yang tadinya hatiku senang mendadak berubah drastis menjadi kesedihan, ku hanya merenung dan sedih mendengar semua ini, bagai mimpi yang menjadi kenyataan, aku bingung melamun apa yang sedang terjadi, karena selama ini dalam keluargaku semuanya pada baik-baik saja tiba-tiba berubah menjadi kesedihan.

     Hatiku sedih dan pikiranku kosong seakan tak percaya dengan takdir yang diberikan Sang Khalik, kutegar dan kukuatkan hatiku dengan beristighfar semua yang ada dipikiranku kucoba untuk kualihkan dengan berdoa kepada Rabb-Nya semesta alam agar aku diberikan hidayah dan kekuatan supaya hati ini tegar dan sabar.

     Ku terus berdzikir dan berdoa sambil mengendarai motor tak kuasa kumenahan pedih hati ini dan terasa pula air mata menetes membasahi pipi, sambil menahan rasa sedih karena ku mengendarai motor agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, Alhamdulillah aku selamat sampai rumah sakit dimana bapakku dibawa dengan tegar ku berjalan dengan terus menyebut nama Allah agar semua yang terjadi padaku menjadikan aku menjadi hamba yang sabar.

     Tak kubayangkan dan tak kuduga, bapak yang dulu sehat dan kuat sekarang terbaring lemah tak berdaya ditempat tidur, hatiku masih tak percaya bahwa semua yang terjadi pada bapakku itu adalah benar-benar terjadi dan hatiku masih saja tidak mau mengikhlaskan semua itu terjadi. kucoba tuk terus beristighfar dan membimbing bapakku yang koma, sedih dan menyesal diri ini karena aku begitu egois dan membangkang waktu bapakku memerintahkan diriku walau hanya sepele semasa sehatnya bapakku sekarang yang ada hanyalah penyesalan dan kebodohan yang kubawa mati dalam diriku. 

     Kulihat wajah yang dulu bagiku galak berangsur-angsur punah dengan keceriaan, seperti tidak ada lagi beban yang ditanggungnya, dan kulihat bibirnya yang dulu kulihat sering mengomeli diriku kini berubah dengan tersenyum seakan-akan menyambut malaikat dengan salam dan ikhlas untuk membawanya pergi ketempat dimana para tabiin-tabiin terdahulu ditempatkan yaitu surganya Allah SWT.

     Jam menunjukkan pukul sebelas siang dimana inilah akhirku melihat seorang bapak yang membesarkan, mendidik dan menasehatiku dengan kata-kata bijak yang selalu terngiang sampai sekarang didalam pikiranku. 

    Rasa penyesalan pasti ada dan selalu belakangan, kutak tahu harus berbuat apa dan bagaimana lagi untuk membuat orang tuaku senang dan bahagia karena bapakku sudah tidak lagi ada disisiku walau perasaanku masih merasakan rasa kasih sayangnya. 

    Ku berdoa dan ku yakin bahwa ini adalah takdir yang harus kuterima, karena tidak ada yang abadi kecuali Allah SWT. semoga ini menjadikan aku menjadi lebih sabar dan taat beribadah.

   Bapak kau adalah perisai bagi keluargamu, bekerja membanting tulang tuk sesuap nasi tanpa lelah menghampiri dirimu, kau hiraukan udara dingin dan panas matahari menyentuh kulit tubuhmu, besar perjuangan yang telah kau berikan terhadapku, kata-kata bijak yang kau ucapkan menjadi tuntunan bagi diriku, semoga apa yang membuat kau kesal kepadaku berubah menjadi doa sepanjang hidupku menjagamu dialam kubur dan membawamu ke surga yang diidam-idamkan umat muslim. Amien. 

  Ya Allah kau penguasa langit dan bumi, ijinkan aku memohon, meminta untuk menjadikan aku hamba yang selalu tunduk kepadaMu, bersujud dan mendekatkan diri setiap waktu. Ya Allah kau yang membangkitkan dan mematikan semua makhluk, kabulkanlah permohonan hambaMu yang hina dan bodoh serta lemah dihadapanMu, ampunilah dosaku, dosa ibu-bapakku, dosa saudara-saudaraku baik yang dekat maupun saudara sesama muslim, tempatkanlah mereka kedalam surgaMu karena mereka telah berjuang bersemangat dan berbakti serta tunduk kepadaMu, Jadikanlah mereka semua umat-umat Nabi Muhammad yang Islam cintai. Ya Allah Kau adalah pelindung bagi umat Nabi Muhammad, maafkan ucapanku dan terimalah doaku. Amien.