Rabu, 18 Februari 2009

Renung

Pernah sekali gue membayangkan gimana rasanya punya mimpi yang bisa menjadi kenyataan???? karena gue pengen banget impian ini bisa tercapai.
tapi memang butuh pengorbanan dan niat,dengan niat kita punya keyakinan,dan pengorbanan adalah jalan hidup yang berliku-liku panjang.
pikir gue "apa bisa mimpi menjadi kenyataan?"
dengan perasaan penasaran gue tetap optimis karena suatu saat harus menjadi kenyataan,kata bathin gue tidak untuk berkata tidak,tapi berkata iya tuk terus mencapai mimpi gue yang harus diabadikan hingga akhir hayat masih dikandung badan.

dulu gue pengen banget orang tua pergi haji,karena itulah mimpi yang selama ini terus ada dipikiran gue dan itu adalah cita-cita yang gue harapkan.
karena gue gak pernah bercita-cita atau memimpikan menjadi orang sukses atau terkenal.
pikiran gue selalu tertuju pada dua manusia yang telah memperjuangkan seluruh jiwa dan raga untuk anaknya,dibenak gue hanya bagaimana bisa membahagiakan keduanya walau diri gue ini hanyalah manusia yang terhina dimata dunia tapi gue akan berusaha tidak terhina dimata Allah SWT dan menjadi hamba sebaik-baiknya.
hanya merenung dan berpikir bagaimana bisa memberangkatkan haji tuk keduanya sedangkan gue belum dapat kerja???

walau ibu gue sudah berangkat haji tapi tetap keinginan gue tuk memberangkatkan salah satunya,yaitu bapak gue.

"Ya Allah jika kau mendengar dan merasakan perasaan hambaMu.
berilah kebaikan pada kedua orang tuaku.
jadikan doa dan ibadahku selimut mereka di alam kubur.
jadikanlah aku perisai mereka saat di akhirat nanti
jika Kau menghukum mereka gantilah dengan diriku.
biar...biarlah aku yang menanggung.
aku sadar dan aku tahu neraka itu lebih panas.
lebih panas dari api didunia
dan aku juga menyadari bahwa aku juga punya dosa
aku pun pasti juga terhukum
tapi jangan Engkau biarkan mereka orang tuaku terhukum
biarlah aku yang menanggung semua kesalahan mereka..".


gue dah berusaha sana-sini lewat media koran, internet
tapi hasilnya hanya dipanggil tuk interview dan test
tak kurang 2 tahun gue kerja sambilan dengan menjaga warnet
tapi itu pun belum seberapa gajinya tuk membahagiakan mereka

hari demi hari berlalu, dimana bapak gue sakit dan harus dirawat dirumah sakit
dengan biaya yang tidak sedikit,dimana gue sedang diuji kesabaran.
pusying dan bingung harus cari duit dimana?sedang gaji gue belum ada.
gue hanya bisa bersedih dan merenung,kenapa bapak gue sakit saat gue belum dapat kerja?kata hati gue.
memang kita tidak bisa lepas dari sakit apalagi kematian.
karena gue gak mau terbawa kesedihan yang mendalam,gue basuh muka tuk berwudhu dan melanjutkan dengan shalat,supaya hati gue tenang dan berharap memohon agar diberi ketabahan atas musibah yang menimpa gue.selesai shalat gak henti-hentinya gue berdoa.

Tapi yang namanya takdir semua sudah ditentukan lain walau kita berharap diberi kesembuhan dan sehat kembali.

Hari ke hari gue lalui tanpa aluan yang pasti, karena bapak gue berangsur-angsur kesehatannya semakin memburuk,semakin sedih gue karena cita-cita tuk memberangkatkan kedua orang tua pergi haji yang selama ini gue tanam dihati tidak menjadi kenyataan.

hancur sudah harapan gue,apa yang selama ini gue dambakan sirna sudah dengan kesedihan ini,gue sedih karena cita-cita gue ini terbawa dengan selimut putih yang menutupi jenazah bapak gue,hari itu bener-bener sedih banget sampe mengeluarkan air mata.

tapi gue tetap tegar agar suatu saat gue bisa membuat yang terbaik tuk mereka.
gua gak akan menyia-nyiakan nafas dan jiwa gue selama didunia ini tuk mereka.