Senin, 04 Februari 2008

JANGAN DURHAKAI ORANG TUA

Berbakti kepada orang tua disebut dengan istilah “Birrul Walidaini” sedangkan durhaka kepada orang tua disebut dengan istilah “Uququl Walidaini”. Durhaka kepada orang tua itu bisa berupa tidak mematuhi perintahnya, mengabaikan, menyakiti, meremehkan, memandang dengan pandangan buruk, mengucapkan kata-kata kotor atau kasar dan lain sebagainya.

Sebagai seorang anak dilarang mengucapkan kata-kata “ah”. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. Dalam surat Al-Isra’ : 23.

Artinya : “Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”.

Islam sangat membenci perbuatan atau sikap durhaka kepada orang tua, sehingga Allah SWT mengancam kepada anak yang durhaka kepada orang tua dengan siksaan yang sangat memilukan.
Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Ahqaf : 18.

Artinya : “Mereka itulah orang-orang yang tidak pasti ketetapan (adzab) atas mereka bersama umat-umat yang telah berlalu sebelum mereka dari jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi”.

Adapun contoh dari seorang anak yang durhaka kepada orang tua adalah putra Nabi Nuh as yang bernama Kan’an. Sewaktu banjit bah telah mulai dating dan bahtera berlayar membawa mereka menembus gelombang yang bagaikan gunung. Nabi Nuh as mengajak anaknya seraya berkata : “ Wahai anakku, naiklah ke atas kapal bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir”.

Kan’an berpikir bahwa kapal buatan ayahnya tidak mungkin bisa menyelamatkan dari amukan gelombang yang sangat besar. Maka dia menjawab ayahnya : “Akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memelihara (menyelamatkan) aku dari bah”.

Mendengar ucapan Kan’an, Nabi Nuh as sekali lagi mengingatkan kepada anaknya : “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah saja, Yang Maha Penyayang”.

Kan’an pun tetap pada pendiriannya, ia tetap mengikuti alur logikanya dan gelombang besar pun menjadi pemisah antara ayah dan dengan anaknya, dan Kan’an pun termasuk golongan orang yang ditenggelamkan oleh Allah SWT. Lantaran tidak beriman, durhaka kepada orang tuanya.